Jumat, 19 September 2014

Sesi Debat: Pilkada Langsung atau Tidak Langsung?

Debat pertama pada kelas filsafat saya mengenai pilkada langsung dan tidak langsung. Sebelumnya mari kita lihat kutipan artikel mengenai masalah pilkada yang saya kutip dari compas.com

Rakyat Tak Setuju Pilkada Langsung Dihapus
Senin, 15 September 2014 | 17:09 WIB

KOMPASJajak pendapat Kompas tentang penyelenggaraan pilkada


KOMPAS.com - Terpeliharanya kedaulatan rakyat sebagai esensi demokrasi merupakan pertimbangan utama publik dalam menilai pemilihan umum kepala daerah secara langsung. Bagi publik, pilkada langsung merupakan "anak kandung" gerakan reformasi yang harus dipertahankan.



Kesimpulan tersebut terangkum dalam jajak pendapat Kompas terkait revisi Undang-Undang (UU) Pilkada yang saat ini berlangsung di DPR. Hampir semua responden (91 persen) menilai, pelaksanaan pilkada secara langsung lebih demokratis ketimbang pilkada melalui pemilihan di DPRD, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Publik menyatakan ketidaksetujuan untuk kembali ke sistem pemilihan kepala daerah sebagaimana masa sebelum reformasi tersebut. Kedaulatan rakyat dan jaminan berlangsungnya hasil reformasi diyakini 84 persen responden lebih terjaga melalui pilkada langsung.
Saat ini, sejumlah fraksi di DPR yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih mengupayakan revisi UU untuk mengembalikan mekanisme pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Dasar yang dikemukakan adalah banyaknya kepala daerah hasil pilkada langsung yang terbelit kasus hukum, maraknya politik uang dalam sistem pilkada langsung, dan pemborosan anggaran negara akibat banyaknya penyelenggaraan pilkada. Politisi Koalisi Merah Putih juga menyatakan perlunya upaya penguatan fungsi parpol dengan mengembalikan kewenangan pemilihan kepala daerah kepada parpol di lembaga perwakilan.
Sebagian dampak negatif pilkada langsung tidak ditampik publik. Sekitar separuh bagian responden jajak pendapat mengamini bahwa pilkada langsung memang rawan politik uang, rawan konflik sosial, dan cenderung memboroskan anggaran negara. Meski demikian, jawaban atas berbagai persoalan itu tampaknya bukanlah mengembalikan pilkada kembali kepada DPRD.
Dari segi praktis, publik juga memandang pemilu melalui DPRD bukan merupakan solusi jitu membersihkan pilkada dari politik uang. Dua pertiga responden tidak yakin pemilihan kepala daerah yang dilakukan di tingkat DPRD akan mengurangi politik uang. Oligarki politik justru dapat lahir dari sistem barter uang dengan kekuasaan. Artinya, publik menganggap sistem pilkada mana pun tetap membuka peluang terjadinya politik uang.
Selain politik uang yang dimungkinkan terjadi di dua sistem pilkada, responden juga meragukan manfaat pilkada tidak langsung dari sisi anggaran negara yang dipakai. Separuh dari responden (50,4 persen) tidak yakin pilkada melalui DPRD akan lebih menghemat anggaran.
Anggaran memang tidak bisa dijadikan alasan untuk memilih opsi pilkada tak langsung. Salah satu upaya efisiensi adalah pelaksanaan pilkada serentak secara nasional. Opsi pilkada serentak ini cenderung dipilih publik. Tiga dari empat responden menyetujui pemilihan gubernur, wali kota, dan bupati yang dilaksanakan bersamaan.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik juga menyatakan, KPU siap melaksanakan pemilihan 246 kepala daerah yang terdiri dari gubernur, bupati, dan wali kota secara bersamaan mulai tahun depan.
Secara umum, delapan dari setiap sepuluh responden (79,7 persen) tidak setuju pilkada langsung dihapuskan. Mereka yang tidak setuju mayoritas beralasan pilkada melalui wakil rakyat di DPRD tidak demokratis dan menghapus hak konstitusi (65,9 persen). Alasan lain, pilkada langsung harus dilakukan karena rakyat lebih mengetahui siapa yang patut menjadi pemimpin mereka ketimbang anggota parlemen (10,7 persen). Sementara responden yang setuju dengan penghapusan pilkada langsung beralasan hanya mengikuti kebijakan pemerintah (33,3) dan demi penghematan anggaran negara (19,3 persen).
Betapapun, iklim politik saat ini dimaknai publik sebagai kondisi kebebasan, transparansi, dan partisipasi publik dalam berbagai ranah politik. Mencabut pelaksanaan pilkada langsung ibarat mengisap aliran darah dari perjalanan nadi sejarah reformasi. Hasil jajak pendapat triwulanan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama satu dekade terakhir (Januari 2005-Juli 2014) menunjukkan, aspek kebebasan berpolitik ini menjadi penopang utama citra positif pemerintahan SBY di tengah relatif minimnya penilaian publik terhadap kondisi ekonomi, hukum, dan kesejahteraan sosial.
Dampak pilpres
Enam fraksi di DPR yang menyokong ide pilkada melalui DPRD adalah fraksi dari Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PPP, dan PAN. Para anggota DPR dari kelompok ini beralasan, sistem pilkada melalui DPRD sesuai untuk Indonesia yang menganut sistem demokrasi perwakilan sesuai Pancasila dan UUD 1945.
Di satu segi, langkah politik ini dianggap memiliki dasar hukum karena mekanisme perwakilan memang termaktub dalam konstitusi.
Namun, bukan berarti demokrasi langsung tak memiliki dasar konstitusional. Apalagi, roh gerakan reformasi tahun 1998 adalah tuntutan pelaksanaan dan pengembalian kedaulatan kepada rakyat.
Selain itu, dari segi waktu, upaya mengubah UU Pilkada ini terlihat sangat bias agenda politik praktis pasca pilpres. Publik menilai, kondisi saat ini merupakan kelanjutan dari proses pemilu presiden (pilpres) yang belum sepenuhnya diterima semua pihak.
Dilihat dari segi waktu pengajuan, revisi UU baru dilakukan setelah hasil keputusan Mahkamah Konstitusi menolak upaya parpol Koalisi Merah Putih terkait proses Pilpres 9 Juli 2014.
Proses pembahasan revisi UU Pilkada di parlemen juga memperlihatkan sikap partai-partai yang tak sepenuhnya senada meski dalam satu perahu koalisi. Pada Mei 2014, misalnya, semua fraksi menyepakati pemilihan gubernur melalui pilkada langsung. Sementara untuk pemilihan bupati/wali kota, hanya fraksi dari Partai Golkar, PKS, PAN, PPP, Gerindra, PDI-P, dan Partai Hanura yang setuju dengan pilkada langsung.
Pada 3 September 2014, hanya tersisa fraksi dari PKS, PDI-P, PKB, dan Partai Hanura yang menyetujui pilkada langsung untuk pemilihan gubernur. Sementara untuk pemilihan bupati/wali kota, hanya PKS, PDI-P, dan Partai Hanura yang setuju dengan pilkada langsung.
Pada 9 September 2014, peta politik berubah lagi. Baik untuk pemilihan gubernur maupun bupati/wali kota, hanya fraksi dari PDI-P, PKB, dan Partai Hanura yang menyetujui pilkada langsung, sedangkan fraksi lain memilih pilkada melalui DPRD.
Dengan demikian, praktis agenda pembahasan UU ini lebih merupakan bagian dari konstelasi politik yang tetap panas pasca pilpres. Parahnya, agenda ini secara telak mengingkari unsur terpenting dari perjuangan reformasi yang sudah susah payah diupayakan untuk membongkar praktik gaya oligarki kekuasaan era Orde Baru.
Kepala daerah
Terlepas dari problem anggaran yang boros melalui pilkada langsung, bukti positif dari pelaksanaan pilkada langsung juga bertebaran. Salah satu yang menonjol adalah munculnya pejabat kepala daerah yang disukai publik karena memberikan alternatif pendekatan solusi masalah bagi masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil adalah contoh nyata pemimpin produk pilkada langsung yang disukai masyarakat.
Bahkan, Joko Widodo melesat menjadi pemenang pilpres dalam hitungan dua tahun sejak menjabat wali kota dengan mengandalkan sistem pemilu langsung. Tanpa mekanisme politik pemilu langsung, mustahil calon-calon alternatif yang disukai publik ini bisa terakomodasi ke tampuk kekuasaan tertinggi.
Jika demikian, wakil rakyat kini tinggal memilih memperjuangkan agenda reformasi bangsa atau agenda politik jangka pendek parpol. 
(Toto Suryaningtyas/Palupi P Astuti/LITBANG KOMPAS)
Setelah membaca artikel di atas semoga anda semakin mengetahui masalah pilkada langsung atau tidak langsung yang saat ini masih diperdebatkan masyarakat Indonesia.
Kami mahasiswa psikologi UNTAR angkatan 2014 dibagi dalam 2 kelompok besar. Kelompok pertama pro dengan pilkada langsung sedangkan kelompok lainnya pro dengan pilkada tidak langsung. Saya termasuk di dalam kelompok pro pilkada tidak langsung.

Dalam nilai fenomenalisme, kelompok pro pilkada langsung menyatakan bahwa jika dilihat dalam perjalanan pilkada dari dulu hingga kini dapat dilihat banyak sekali terjadi penyogokan yang terjadi bila pilkada yang dilakukan secara tidak langsung. Pihak dalam pemerintahan akan menyogok pihak- pihak lain agar sepakat untuk memilih kepala daerah yang diinginkan. Sehingga DPR bukan lagi mementingkan suara, pilihan atau aspirasi rakyat melainkan tergiur oleh uang yang ditawarkan jika memilih kepala daerah yang suatu pihak inginkan. Tetapi jika dalam pemilihan langsung tdiak juga memungkinkan bersihnya proses pilkada yang dilakukan. Kecurangan atau penyogokan itu akan tetap ada. Seperti hal yang selalu terjadi selama pemilihan umum, yang pastinya juga telah kita ketahui bawa pihak-pihak dari calon kepala daerah akan membagikan uang kepada masyarakat jika memilih calon tersebut. Bahkan dalam pemilu kemarin contohnya, masyarakat harus memberikan bukti berupa hasil coblosan mereka dalam bentuk foto agar mendapat uang yang dijanjikan. Tidak hanya itu, mereka juga menyogok dengan cara lain misalnya memberika suatu fasilitas umum ke dalam perkampungan.


Dalam nilai rasionalis kami diajak berpikir bahwa kecurangan yang selalu terjadi ini harusnya diperbaiki. Tapi apakah perubahan sistem yang dilakukan atau perubahan moral yang dilakukan?

Tim pro pilkada langsung menyatakan bahwa seharusnya kita melakukan perbaikan moral. Kita harus memperbaiki moral Bangsa Indonesia, jika moral sudah baik maka tidak akan ada kecurangan yang terjadi. Perubahan sistem tidak harus dilakukan karena pilkada tidak langsung membuat masyarakat juga tidak mengenal calon pemimpinnya. Seharusnya para calon kepala daerah melakukan kampanye dengan jujur dan baik. Jadi yang harus dilakukan adalah perbaikan seluruh moral Bangsa Indonesia.
Tapi apakah perbaikan moral bisa terjadi? Kelompok pro pilkada tidak langsung membantah pernyataan itu. Yang harus di lakukan adalah perubahan sistem. Kita tidak bisa mendatangi ratusan juta masyarakat satu per satu untuk mengadakan perubahan moral. Perubahan sistem ini sangat efisien, DPR akan lebih mengetahui sertiap potensi, prestasi dan pemikiran setiap calon kepala daerah. Dan DPR tidak akan mengecewakan seluruh masyarakat karena akan memilih yang terbaik. DPR bertugas untuk menampung seluruh keinginan, pendapat dan aspirasi rakyat, sehingga pilihan DPR juga akan dikaitkan dengan keinginan masyarakat.

Dalam segi pragmatis, tim pro pilkada tidak langsung meyakini dengan diberlakukan sitem ini, maka anggaran untuk pilkada kan jauh berhemat. Karena tidak dibutuhkannya biaya untuk mencetak kertas surat suara, biaya pengamanan serta biaya lainnya. Seperti kita ketahui bahwa setiap pemilihan umum selalu saja terjadi keributan atau kerusuhan. Dengan pilkada tidak langsung ini juga akan mengurangi tingkat kerusuhan yang terjadi antara masyarakat yang berselisih dukungan. Anggaran sisa dari pilkada ini dapat digunakan untuk hal lain yang tentunya untuk keperluan rakyat bersama.

Sedangkan tim pro pilkada langsung berpendapat bahwa seharusnya anggaran yang telah disediakan harus dihabiskan pula untuk pilkada tersebut. Karena setiap kegiatan sudah di tata dengan baik secara keuangan.


Demikianlah sesi debat mengenai pilkada langsung dan tidak langsung yang dilakukan kami, mahasiswa psikologi UNTAR 2014. Semoga dengan membaca ini teman-teman kembali terbuka pemikiran akan hal pilkada. Juga dapat memutuskan manakah sistem yang lebih tepat apakah langsung atau tidak langsung. Juga jangan sampai golput atau tidak menggunakan hak pilih kalian, karena satu suara sangat berarti. :)



4 komentar:

  1. Post ini bikin kita makin sadar akan dilema yang sedang dihadapi bangsa indonesia. Paparan tentang pandangan kelompok pro dan kontra ini juga bisa jadi bahan pertimbangan baru dalam menentukan sistem mana yang lebih baik. Terimakasih infonya! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. HAMMER OF THOR Produk pembesar Mr P terbaik dari Italy sekaligus produk vitalitas pria untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi,lemah syahwat,impotensi dan ejakulasi dini/cepat keluar,hammer of thor adalah PRODUK HERBAL yang aman dikonsumsi untuk semua usia baik tua maupun muda aman tanpa efek samping

      FUNGSI DAN KHASIAT hammer of thor sudah tidak diragukan lagi untuk menambah vitalitas di ranjang dan memuaskan pasangan anda,hammer of thor solusi ampuh yang bisa anda lakukan untuk memuaskan pasangan anda sampai titik puncak kenikmatan/klimaks.

      Hasil yg didapat masing-masing individu berbeda-beda Namun Hasil Yang Di dapat Positif.
      BERIKUT FUNGSI DAN KHASIAT
      HAMMER OF THOR

      Menambah ukuran Mr P panjang dan besar.
      Menambah vitalitas pria.
      Mengatasi ejakulasi dini menjadi kuat tahan lama.
      Melancarkan sirkulasi darah ke alat vital.
      Mengobati lemah syahwat dan impotensi.
      Menambah gairah libido dan bikin Mr P cepat bangun lagi sehabis melakukan hubungan pasutri.

      Walaupun produk hammer of thor tergolong baru tetapi fungsi dan khasiatnya sudah tidak di ragukan lagi untuk mengatasi masalah masalah tersebut diatas,bahkan banyak dokter di dunia yang merekomendasikan produk ini.
      ATURAN PAKAI HAMMER OF THOR

      Untuk menambah vitalitas diranjang cukup di minum 1 kapsul satu jam sebelum berhubungan pasutri.
      Untuk menambah ukuran Mr P diminum rutin setiap hari 1 kapsul sesudah makan (untuk waktunya bebas boleh pagi,siang ataupun malam).
      Bila anda melakukan hubungan pasutri terlalu lama/susah keluar minumlah air putih yang banyak supaya cepat keluar.
      Minumlah sesuai dengan petunjuk aturan pakai yang ada dalam produk atau di brosurnya.

      “Ayo buruan pesan !!”
      Privasi dijamin aman tanpa menyebutkan label isi di dalam paket. Terbungkus aman dari kerusakan yang di kemas kokoh dan rapi dalam paket.
      100% Privasi

      "HUBUNGI KAMI"
      PIN BBM 794A 8B53
      WHATSAPP 081225357557
      TELP 08122556923
      SMS 08122556923

      KONTAK FORM
      KANDUNGAN HAMMER OF THOR

      Hammer Of Thor sangat aman untuk digunakan karena terbuat dari bahan dasar alami dengan kualitas yang telah teruji serta bersertifikat, sehingga menjadikan obat kuat ini aman untuk dikonsumsi oleh siapapun termasuk oleh semua usia.
      EXTRAK KEONG LAUT
      Meningkatkan frekeunsi aktifitas fisik dan vitalitas pria, menjadikannya lebih lama dan stabil.
      EXTRA LUMUT UTARA
      Dapat menambah stamina di ranjang dan meningkatkan gairah orgasme
      HATI IKAN SEA DEVIL
      Meningkatkan libido gairah hubungan pasutri saat ingin melakukan hubungan intim
      EXTRAK KRILL PLANKTON UTARA
      Menormalkan fungsi kelenjar prostat, megurangi gejala protatitis dan adenoma

      HARGA HAMMER OF THOR

      1 Botol Rp 550.000,-

      2 Botol Rp 1.100.000,-

      3 Botol Rp 1.500.000,-

      Cara Pemesanan Mudah dan Cepat, Gratis Ongkir Hari Sabtu, Minggu dan Malam Tetap dilayani

      Kirim SMS Ke No. 08122556923 Format sms : yang isinya, Nama Dan Alamat Pengiriman, Serta Cara Pembayaran Yang Di Inginkan, BCA ,BNI, BRI Atau MANDIRI. Contoh (Format SMS Bebas, Tidak Perlu Takut Salah) Pesan Hammer Of Thor 2 botol, Andy Malaikan, Jl. Tentara no.15 Banjarnegara, Jateng, Bayar pakai BCA

      Selanjutnya Kami akan Membalas Sms anda Yang Isinya Jumlah Total Yang Harus Dibayar Dan No. Rekening Untuk Pembayaran. Contoh Balasan SMS Dari kami : 2 botol Hammer Of Thor Rp. 1.100,000 Pembayaran Dapat Ditransfer Ke Rek BCA No. 031 xxx xxx A/N. XXX. Konfirmasikan Via SMS Jika Sudah Melakukan Pembayaran.

      SEGERA SELESAIKAN PEMBAYARAN ANDA, Lalu Konfirmasikan Pembayaran Anda Via SMS Ke Kami, Berisi Nama Pemesan Dan Jumlah Yang Telah Ditransfer. Contoh SMS Konfirmasi Pembayaran : Pesanan 2 botol Hammer Of Thor, A.N. Andy Malaikan Sudah Di Bayar Via BCA Sebesar Rp. 1.100.000.

      Setelah Pembayaran Kami Terima, Anda Akan Mendapatkan SMS Yang Menyatakan Bahwa Pembayaran Anda Telah Diterima Dan Pesanan Akan Segera Kami Kirim Via JNE, TIKI JNE Atau POS.

      Untuk Pemesanan Bisa Langsung Transfer

      ke nomor rekening bank di bawah ini
      BCA 2520783329 a/n JUNDAH
      BRI 008101011624508 a/n JUNDAH

      Hapus
  2. Postingan yang keren! 98 untuk kezia! :) haha

    BalasHapus