Jumat, 19 September 2014

Sesi Debat II : Sikap Menerima Pergaulan Bebas


Pada sesi debat kali ini setiap regu memilih 2 perwakilan yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Dari setiap perwakilan berunding memilih menjadi tim pro atau kontra. Ternyata sesi debat mengenai seks bebas ini, tim pro menerima pergaulan bebas terdiri dari kaum adam dan tim kontra terdiri dari kaum hawa. Tentunya sesi debat kali ini menjadi hal yang sangat menarik.

Sebelumnya membahas sesi debat ini, mari kita ketahui lebih lanjut mengenai pergaulan bebas yang terjadi di Indonesia.
Mendengar kata pergaulan bebas tentunya kita akan langsung berpikir pada perilaku seks bebas.


Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu Dan Bandung. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.

Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMA/SMK ) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.

Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.

Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.

Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang tidak memperhatikan saja terhadap perkembangan anak-anaknya.

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian.

(http://rikikkokk.blogspot.com/2013/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html 

Setelah membaca penjelasan di atas, maka kita sudah lebih mengerti mengenai pergaulan bebas yang terjadi di negara kita ini bukan?

Babak 1 debat kali ini menanyakan tentang pendapat kedua kubu mengenai sikap menerima pergaulan bebas dan mencari kebenaran yang di peroleh dari rasionalisme juga empirisisme.
Secara empirisisme kelompok pro menyatakan bahwa saat ini sudah adanya alat pengaman untuk melakukan hubungan seksual sehingga tidak perlu khawatir akan adanya hal-hal yang tidak diinginkan setelah melakukan hubungan seskual.
Kelompok kontra menyatakan bahwa walaupun sudah ada alat pengaman tidak meyakinkan 100% untuk tidak terjadinya kehamilan atau masalah lainnya. Secara empirisisme perilaku pergaulan bebas, terutama seks bebas akan menimbulkan trauma bagi diri sendiri. Juga dalam sosial budaya menolak hadirnya pergaulan bebas karena melanggar norma kesusilaan.
Secara Rasional tim pro menyatakan bahwa pergaulan bebas tidak akan berpengaruh pada prestasi dari individu itu sendiri. Karena pilihan itu merupakan hak dari setiap individu, selama tidak merugikan orang lain dan jika melakukan seks bebas dengan pasangan yang berpikiran sama. Juga sesungguhnya manusia adalah makhluk seksual sehingga perlakuan seks merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Sedangkan kelompok kontra lebih menekankan pada penyakit seksual yang akan terjadi bila melakukan seks bebas. Seperti artikel di tas banyak sekali penyakit yang dapat terjadi, misalnya penularan penyakit kelamin seperti gonorrhoeae, herpes dan sebagainya, juga penularan HIV, terjadinya kanker mulut rahim dan menyebabkan kehamilan.

Babak 2 debat mempermasalahkan tindakan seks bebas sehingga hamil dan menyebabkan tindakan aborsi.
Secara empirisisme, tim kontra mengatakan bahwa akan menyebabkan gangguan mental bagi ibu yang hamil juga gangguan kesehatan. Sedangkan secara rasional tim pro menyatakan bahwa aborsi adalah hal yang lazim dan merupakan salah satu tindakan yang berguna untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan penduduk Indonesia yang sudah besar. Secara rasional tim kontra menyatakan bahwa tindakan aborsi menentang norma agama juga norma sosial serta menentang hati nurani.

Babak 3 debat mempermasalahkan pengambilan keputusan aborsi hingga ibu dan anak meninggal.
Tim pro menyatakan bahwa sebelum melakukan tindakan aborsi, dokter pasti akan memberitahukan apa dampak yang akan terjadi. Dokter juga dapat memperkirakan berapa persen atau berapa kemungkinan sang ibu akan hidup ataupun mati. Maka tindakan aborsi itu merupakan hasil pemikiran individu juga keputusannya. Dan kematian itu merupakan hasil dari tindakan juga keputusan yang diambil.
Tim kontra menyatakan bahwa seharusnya ketika mengetahui tingkat kematian dan resiko yang akan terjadi jika melakukan aborsi, pasangan harus bisa meyakinkan dan melindungi sang ibu untuk tidak melakukan tindakan itu. Juga sebaiknya melakukan pertanggung jawaban dari hasil dari tindakan yang dilakukan.



Demikianlah sesi debat mengenai pergaulan bebas. Semoga teman-teman dapat lebih memahami dampak seks bebas yang dilakukan dari artikel sebelumnya. Dan saya pribadi menghimbau teman-teman untuk tidak melakukan hal tersebut, banyak masalah yang akan kita hadapi setelah melakukan seks bebas. Sudah banyak korban karena seks bebas ini, korban penularan penyakit maupun kematian. Apa kalian mau menjadi korban selanjutnya? Tentu tidak bukan? Karena sesungguhnya perlakuan seks merupakan bingkai kasih yang dilakukan oleh pasangan yang sudah bersuami istri. Maka kita harus menghormatinya.






"Marriage should be honored by all, and the marriage bed kept pure,
for God will judge the adulterer and all the sexually immoral."
Hebrews 13:4

3 komentar: