Senin, 22 September 2014

Pertemuan VI: Kesesatan Pemikiran (Fallacia)

Definisi
Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat. 
Ada dua macam kesalahan, yaitu:
Kesalahan fakta, yaitu kesalahan mengungkapkan kebenaran, contoh : Presiden AS Barack Obama lahir di Indonesia. Ungkapan ini salah karena Barack Obama lahir di Honolulu, Hawaii.
Kesalahan penalaran, yaitu kesalahan cara berpikir dan kesalahan menyimpulkan.



Kesesatan di klasifikasikan menjadi : 
1. Kesesatan Formal
Kesesatan Formal adalah pelanggaran terhadap kaidah logika. Pelanggaran yang sering kali terjadi adalah kedua premis bersifat universal yang mengakibatkan kesimpulan yang di buat salah, contoh:
premis 1 : Semua penodong berwajah seram
premis 2 : Semua pengamen berwajah seram
keimpulan : Jadi, semua pengamen adalah penodong (salah) 

2. Kesesatan Informal
Kesesatan formal terdiri dari kesesatan diksi dan kesesatan presume.

a. Kesesatan diksi:
  • Kesesatan karena penempatan kata depan yang keliru. Contoh : "Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan." Kata antara dalam contoh ini mengacaukan subjek dalam kalimat dalam mengungkapkan hal yang sama. Contoh lain, "bagi mereka yang lulus tes harus daftar ulang." Agar kalimat menjadi benar maka kata depan harus dihilangkan.
  • Kesesatan karena mengacaukan posisi subjek atau predikat. Kesesatan ini sering terjadi dalam kalimat dengan fase partisipal. Contoh: 'Karena berteriak histeris, dokter memberi pasiennya obat penenang." Karena subjek kalimat dan subjek partisipal itu sama, yakni dokter, maka yang berteriak histeris adalah dokter. Kalimat yang benar seharusnya adalah "Karena berteriak histeris, pasien diberikan obat penenang oleh dokter." 
  • Kesesatan karena ungkapan yang keliru. Contoh "Pencuri kawakan itu berhasil ditangkap polisi di kawasan Tanah Abang, hari Rabu lalu." Kalimat ini menunjukkan bahwa yang berhasil adalah pencuri kawakan. Kalimat yang benar seharusnya "Polisi berhasil mengangkap pencuri kawakan itu, pada hari rabu yang lalu."
  • Kesesatan Amfiboli atau Amphibologic adalah kesesatan karena struktur yang bercabang, biasa disebut ambigu karena memiliki makna lebih dari satu. Contoh: "Dijual ranjang bayi tanpa kaki." kalimat itu menimbulkan 2 makna yaitu (1)dijual sebuah ranjang untuk bayi tanpa kaki ; (2) dijual sebuah ranjang tanpa kaki yang dibuat khusus untuk bayi. Maka kalimat yang benar adalah : Dijual ranjang bayi, tanpa kaki ranjang.
  • Kesesatan aksen atau prosodi adalah kesesatan yang timbul karena pemberian tekanan yang salah dalam pembicaraan. Contoh: "Anda tidak boleh mengganggu istri tetangga anda." Kesesatan terjadi karena istri tetangga diberi penekanan, seolah - olah istri bukan tetangga boleh diganggu.
  • Kesesatan karena alasan yang salah atau yang diandaikan. Kesesatan ini terjadi ketika sebuah konklusi ditarik dari premis yang tidak relevan dengannya. Contoh: (1) Bambang harus dipromosikan sebagai manager.(2) Dia adalah anggota tim yang baik. (3)Ayahnya adalah seorang eksekutif bisnis. (4) Ibunya adalah seorang yang sangat saleh. (5) Dia termasuk dalam asosiasi profesional yang sama dengan bos. kesimpulan: Oleh karena itu Bambang harus di promosikan menjadi manager. kesimpulan tersebut ridak berangkat dari premis yang relevan dengan posisinya sebagai manager.

b. Kesesatan Presumsi 

Kesesatan ini muncul bila kebenaran dari konklusi yang seharusnya dibuktikan, diandaikan saja tanpa bukti atau tanpa argumen. Kesmpulan ditarik dari premis-premis yang tidak dapat diandalkan. 

- Kesesatan karena pernyataan yang mengundang pertanyaan (petitio principii).
Pengandaian tentang kebenaran dari proposisi atau dari premis yang justru harus dibuktikan. Disebut juga penaralan melingkar.
Contoh: manusia merdeka karena ia bertanggung jawab dan ia bertanggung jawab karena ia merdeka.

- Generalisasi tergesa-gesa : terlalu cepat menyimpulkan. contoh: Orang Padang pandai memasak. 

-Non sequitur (belum tentu), contoh : memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut. 

-Analogi palsu, contoh : membuat istri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan. 

- Pikiran simplistis, contoh : karena ia tidak beragama, maka ia pati tidak bermoral. 

- Kesesatan karena menghindari persoalan:

  • Argumentum ad hominem : kesesatan karena argumentasi dialihkan dari pokok persoalan ke orang atau pribadi.Contoh: jangan percaya padanya, dia bekas narapidana. contoh lain: jangan banyak bertanya, kamu masih anak ingusan.
  • Argumentum ad populum : diajukan kepada massa atau orang banyak dengan cara menggugah perasaan mereka supaya menyetuiji atau mendukung suatu pendapat atau argumentasi. Biasanya terdapat pada pidato politik, demonstrasi, kampanye, propaganda dan sebagainya. Contoh: Anda pasti banyak menyakdikan ketidakbenaran disekitar anda. Banyak terjadi korupsi, kolusi kemerosotan moral. Kesenjangan yang besar antara kaya dan mkiskin. Hukum dan perangkat peradilan yang kehilangan wibawa. Partai Demokrasi adalah partai masa depan yang cerah.
  • Argumentum ad misericordiam : Timbul karena argumentasi dialihkan dari persoalan ke rasa belas kasihan. Contoh: seseorang yang melamar pekerjaan masih menyebutkan bahwa dia harus memberi makan kepada seluruh mulut dan membiayai istirnya yang harus dioperasi karena tumor. Contoh lain : tolong bantu saya dalam ujian, ya pak!Nilai-nilai mata kuliah lainnya sudah anjlok. 
  • Argumentum ad ignorantiam : Timbul karena argumentasi didasarkan pada kaetidaktahuan. Contoh: bila tidak bisa dibuktikan Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
  • Argumentum ad auctoritatem : Timbul karena dukungan argumentasinya didapatkan dari kewenangan. Contoh: Tuhan itu ada karena guru agama saya mengatakannya.
  • Argumentum ad baculum : Terjadi karena ancaman. Contoh: Seorang majikan mengancam akan memecat pembantunya kalau tidak menaati perintahnya.
  • Argumentum demi keuntungan seseorang : Kesesatan terjadi karena mengabaikan pokok dan lebih tertarik pada pendapatan atau keuntungan pribai. Contoh: seorang pria kaya mau membiayai kuliah seorang mahasiswi asal mahasiswi tersebut mau menjadi istrinya.
  • Kesesatan non causa dan pro causa : terjadi karena orang salah menentukan peristiwa. Kedua peristiwa yang terjadi berkelanjutan. Contoh: Orang sakit perut karena tidak meneruskan SMS berantai, malah menghapus SMS tersebut.
c. Kesesatan Retorika
  • Eufemisme/difemsime : Orang yang menentang perintah disebut pembangkang. Kalau tindakan pembangkang itu disetujui, maka pembangkang biasa disebut reformator (eufemisme). Jika tidak disetujui disebut teroris (disfemisme).
  • Penjelasan retori : mengekspresikan atau mempengaruhi sikap. Contoh: dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal.
  • Stereotipe : Perincian sekelompok orang dengan sedikit bukti atau tanpa bukti sama sekali. Contoh : Orang jawa penyabar. Orang Batak suka bernyanyi.
  • Innuendo : Adalah sindiran tidak langsung.
  • Loading question : pernyataan bermuatan terjadi karena diajukan tersirat muatan jawaban. contoh: Apakah anda masih tetap merokok?
  • Downplay (meremehkan) : upaya untuk membuat seseorang atau sesuatu kelihatan kurang penting atau kurang berarti. Contoh : jangan anggap serius omongannya karena ia hanya buruh bangunan.
  • Waeseler : pembuktian karena banyak yang mendukung pernyataan tersebut. 
  • Lelucon atau sindiran: retorika yang cukup berpengaruh dapat sebagai penenang debat. 
  • Hiperbola : pernyataan yang terlalu melebihkan.
  • Pengandaian bukti : memberi kesan atau sugesti bahwa ada otoritas untuk sebuah pernyataan atau klaim.
  • Dilema Semu : misal, buah simalakama. Adalah penawaran yang mengajukan syarat yang mungkin tidak diinginkan. Harusnya pilihan banyak dan terbuka.




Sumber:
Powerpoint  "Kesesatan Penelitian" Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Buku Pembelajaran Filsafar Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara 

3 komentar: