Jumat, 26 September 2014

Pertemuan IX : KEBEBASAN : Jiwa dan Kebebasan

KEBEBASAN
JIWA DAN KEBEBASAN




Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya. Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas. Karena jiwalah manusia menjadi mahluk bebas. Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme

“ sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan “ ( Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Pandangan determinisme

Determinisme adalah aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia.Setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa - peristiwa lainnya.
Seluruh kegiatan manusia di dunia berjalan menurut keharusan yang bersifat deterministik
-          Determinisme fisik - biologis
-          Determinisme psikologis
-          Determinisme sosial
-          Determinisme teologis



Kebebasan sebagai eksistensi manusia
·        Kelemahan dterminisme :
-           Menyangkal sifat multidimensional dan paradoksal manusia 
-          Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya.
-          Menafikan adanya tanggung jawab

Argumen Kebebasan sebagai bagian eksistensi manusia

·        Manusia hidup dalam “kemungkinan dapat” / berhadapan dengan pilihan berrbeda bobot
·        Adanya tanggung jawab
·        Makna perbuatan moral ada pada kebebasan, pandangan Immanuel Kant mengatakan bahwa yang punya kebebasan patut mekakukan moral.



Arti kebebasan

·        Pengertian umum / Kebebasan negatif / tidak ada hambatan ( tidak ada paksaan, tidak ada hambatan, tidak ada halangan, tidak ada aturan).Tapi ini bukan kebebasan eksistensial
·        Pengertian khusus  / kebebasan eksistensial
-          Penyempurnaan diri,  filsafat Whitehead mengatakan bahwa manusia selalu ingin lebih baik.
-          Kesanggupan memilih dan memutuskan
-          Kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan ( kebebasan / hak - hak dasar seperti ditegaskan Franz Magnis - Suseno)




Jenis - jenis kebebasan
·        Kebebasan horizontal ( berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dan kebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
·        Kebebasan eksistensial ( kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain, kebebasan)

·        Nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial
-          Melibatkan pertimbangan
-          Mengedepankan nilai kebaikan
-          Menghidupkan otonomi
-          Menyertakan tanggung jawab

Kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif
4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial :
-          Menyertakan pengertian
-          Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
-          Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
-          Terkait dengan hakikat manusia sebagai mahkluk sosial

Sejarah perkembangan masalah kebebasan

Masalah yang sudah sangat lama dan memiliki sejarah panjang.
Filsafar Yunani tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena...
-          Adanya pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib”, “kehendak mutlak” yang mengatasi manusia dan para dewasa, yang secara sadara atau tidak sadar menentukan tindakan.Jadi, tak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya.
-          Menurut  pemikiran Yunani , manusia adalah bagian alam makan ahrus mengikuti hukum umum yang mengaturnya
-          Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis

Filsuf pertama adalah Tales yang mengungkapkan bahwa air adalah prinsip dasar (archre)segala sesuatu.
Zaman abad pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam persepektif teosentrik (Ketuhanan).
Zaman mordern, perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik (berpusat pada manusia, percaya akan akal budi).
Era kontenmporer ( pascamodern), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial.

Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri


Menurut saya manusia adalah makhluk hidup yang bebas. Manusia memiliki kebebasan berfikir dan merasakan, kebebasan berpendapat kebebasan untuk mengungkapkan dan mengumumkan pendapatnya juga memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan orang lain.  Manusia juga memiliki kebebasan dalam bidang ekonomi, politik dan budaya. Kebebasan yang dimiliki manusia juga berimplikasi pada tanggung jawab, karena manusia adalah makhluk sosisal yang mempertanggung jawabkan kebebasannya yang berkaitan dengan orang lain. Dapat dikatakan memiliki kebebasan yang terbatas karena kebabasan yang dimiliki manusia kan berkaitan dengan kebebasan orang lain. Misalnya kita memiliki kebebasan untuk merokok, tetapi orang lain juga memiliki kebebasan untuk menghirup udara bersih yang tidak tercemar oleh asap rokok.
 




Sumber: 
Powerpoint " Kebebasan" Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

2 komentar: