Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya.Dan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Hubungan antara filsafat ilmu dengan psikologi, diantaranya :
- filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai
secara kritis apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu
psikologi;filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi
menjawab pertanyaan (masalah).
- Dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan
solusi dari permasalahan kliennya
- ilmu psikologi menolong filsafat dalam
penelitiannya
- filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu
psikologi
- dalam metode, filsafat bisa menyumbangkan
metode fenomenologi sebagai alternatif pendekatan di dalam ilmu psikologi
- filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi
yang terdapat di dalam ilmu psikologi
- Selain mengangkat asumsi, filsafat juga bisa
berperan sebagai fungsi kritik terhadap asumsi tersebut.
- Dalam konteks perkembangan psikologi sosial,
filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam
bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer.
- filsafat bisa memberikan kerangka berpikir
yang radikal, sistematis, logis, dan rasional bagi para psikolog, baik
praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke
lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.
Dalam konteks perkembangan
psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang
baru dalam bentuk refleksi teori-teori sosial kontemporer. Di dalam filsafat
sosial, yang merupakan salah satu cabang filsafat, para filsuf diperkaya dengan
berbagai cara memandang fenomena sosial-politik, seperti kekuasaan, massa,
masyarakat, negara, legitimasi, hukum, ekonomi, maupun budaya. Dengan teori-teori
yang membahas semua itu, filsafat sosial bisa memberikan sumbangan yang besar
bagi perkembangan psikologi sosial, sekaligus sebagai bentuk dialog antar ilmu
yang komprehensif.
Filsafat ilmu, sebagai salah
satu cabang filsafat, juga bisa memberikan sumbangan besar bagi perkembangan
ilmu psikologi.Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang hendak merefleksikan
konsep-konsep yang diandaikan begitu saja oleh para ilmuwan, seperti konsep
metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan, dan konsep standar kebenaran suatu
pernyataan ilmiah.Hal ini penting, supaya ilmuwan dapat semakin kritis terhadap
pola kegiatan ilmiahnya sendiri, dan mengembangkannya sesuai kebutuhan
masyarakat.Psikolog sebagai seorang ilmuwan tentunya juga memerlukan kemampuan
berpikir yang ditawarkan oleh filsafat ilmu ini.Tujuannya adalah, supaya para
psikolog tetap sadar bahwa ilmu pada dasarnya tidak pernah bisa mencapai
kepastian mutlak, melainkan hanya pada level probabilitas. Dengan begitu, para
psikolog bisa menjadi ilmuwan yang rendah hati, yang sadar betul akan
batas-batas ilmunya, dan terhindar dari sikap saintisme, yakni sikap memuja
ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
Terakhir, filsafat bisa
menawarkan cara berpikir yang radikal, sistematis, dan rasional terhadap ilmu
psikologi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya
belum tersentuh. Teori psikologi tradisional masih percaya, bahwa manusia bisa
diperlakukan sebagai individu mutlak.Teori psikologi tradisional juga masih
percaya, bahwa manusia bisa diperlakukan sebagai obyek. Dengan cara berpikir
yang terdapat di dalam displin filsafat, ‘kepercayaan-kepercayaan’ teori
psikologi tradisional tersebut bisa ditelaah kembali, sekaligus dicarikan
kemungkinan-kemungkinan pendekatan baru yang lebih tepat. Salah satu contohnya
adalah, bagaimana paradigma positivisme di dalam psikologi kini sudah mulai
digugat, dan dicarikan alternatifnya yang lebih memadai, seperti teori
aktivitas yang berbasis pada pemikiran Marxis, psikologi budaya yang menempatkan
manusia di dalam konteks, dan teori-teori lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar